Troll

tumblr_nlc6l2ZbBE1tipr3co1_540

Troll

by twelve

Kim Jongdae; OC (Honey Bae)

+ Kim Taehyung

>900 words (Ficlet); AU, fluff, slight!friendship

.

[ Break Up ]

.

Siapa pun, tolong penggal kepala Jongdae untuk Honey.

~.~

Dari cermin, Honey mendapati Taehyung sedang bersandar di ambang pintu kamar sambil mengunyah sandwich. Sudah cukup lama mereka dalam posisi saling mengamati, bahkan Taehyung sudah menghabiskan jatah tiga buah sandwich-nya sekarang.

Noona mau kemana?”

Tentu saja Taehyung bertanya-tanya.

Di hari sepagi ini, Honey biasanya akan menonton televisi di ruang tengah atau bereksperimen di dapur demi memuaskan perut keroncongan Taehyung dan Honey yang tidak pernah puas dengan semangkuk sarapan dari Mama Bae.

Tapi hari ini, sang kakak malah duduk di kursi rias, memoles wajah dengan make up tipis menawan. Dan penampilannya sudah sangat rapi; dress putih cantik dengan hiasan lace. Jelas berbanding terbalik dengan Taehyung yang masih memakai stelan tidur.

tumblr_nobtvyOx5s1tht2txo1_500

“Rapi banget,” Taehyung berkomentar.

Senyum Honey makin melebar mendengarnya, tapi semua itu sirna karena Taehyung mengeluarkan satu keping kukis dari kotak sarapan. Kemudian memakannya sambil berjalan mendekati Honey.

“Jangan makan kukis sambil jalan! Nanti remahnya kemana-mana, Taetae!”

Honey semakin ingin meninju gigi rapi Taehyung sampai ompong. Benci sekali ia melihat ekspresi nyengir kepalang bodoh adiknya itu.

“Kalau mau tinggal bilang saja sih.”

Memutar mata sebal. “Kurang ajar,” umpat Honey, tetap merebut kotak sarapan—atau lebih tepatnya brunch—Taehyung dan mengambil tiga keping kukis dari sana. Membuat Taehyung mendengus keras sekali.

“Jangan mendengus begitu! Tidak sopan sekali sih sama yang lebih tua.”

“Noona juga jangan kebanyakan nyisir, nanti rontok.”

Memang benar dari tadi Honey tidak melepaskan sisir dari genggaman. Terus saja rambut pirang itu disisir dari pangkal sampai ujung, demi meningkatkan kadar kerapiannya walau cuma nol koma satu.

Terkadang untaian pirang itu diangkat naik ke atas untuk diikat ekor kuda hanya untuk dilepaskan kembali. Kemudian disisir lagi. Begitu terus sampai Taehyung bosan.

Taehyung jadi bingung.

Padahal dua bulan lalu Honey lebih banyak menangis sembari menatap cermin. Lebih tepatnya sih setelah berganti warna rambut jadi pirang seperti dulu saat mereka masih di Amerika. Sayup-sayup Taehyung mendengar seribu satu umpatan Honey yang ditujukan pada rambut pirangnya setiap kali melewati kamar sang kakak. Kemudian Taehyung mendengar dari Sena, teman Honey kalau kakaknya benci bukan main pada rambut pirang.

Tapi sekarang, sepertinya Honey terlihat sangat menyukai rambut pirang itu.

“Mau kencan, ya?” tebak Taehyung. Menyeringai menyadari pipi Honey bersemu; tepat sasaran. Honey memang sangat mudah ditebak. Apalagi dari jawaban gagu Honey di detik berikutnya membuat Taehyung semakin yakin.

“Tidak kok. Hanya jalan-jalan dengan Jongdae.”

“Wah, si Muka Kotak itu sudah naik pangkat dari ‘hanya teman’ jadi ‘teman kencanmu’ ya?”

“Taetae—“

Beep beep boop.

Tiba-tiba ponsel Honey bunyi. Honey terburu-buru mengambilnya, membuat Taehyung semakin yakin kalau sang kakak akan pergi berkencan.

Apalagi saat Honey terlihat senang bukan kepalang menemukan nama yang sedari tadi—mungkin—ia tunggu. Tapi kemudian harus dilahap kesal karena ponselnya malah lagging saat ia ingin cepat-cepat membalas pesan Jongdae.

Taehyung ingin tertawa, tapi sebisa mungkin ia tahan.

.

Di saat yang bersamaan—atau lebih tepatnya dua puluh lima detik kemudian, Taehyung merasakan merasakan ponselnya ikut bergetar. Kemudian tanpa pamit pada Honey, ia langsung keluar kamar. Dan untungnya, Honey tidak sadar.

.

Hon, maaf aku tidak bisa datang. Maaf banget, urusan mendadak soalnya. Ya?’ –received at 10:09 a.m from Kim Jongdae.

“Dasar Anak Sialan!”

Sebutlah Honey munafik.

Di lisan ia mengumpat keras sekali sampai burung nuri di jendela kamarnya kabur. Tapi yang ditulisnya di pesan untuk Jongdae malah; ‘yah. Kok enggak bilang dari tadi? Aku udah siap, tapi enggak apa-apa kok.

Ponselnya bergetar lagi.

Beneran nih?’ –received at 10:11 a.m from Kim Jongdae.

Honey menatap bayangannya dulu di cermin. Sudah serapi ini (ayolah jangan lupa kalau Honey menyisir rambutnya seribu kali), tapi Jongdae malah membatalkan janji. Sialan.

Iya.’ –sent at 10:12 a.m to Kim Jongdae.

Setelah itu, tidak ada balasan lagi, membuat Honey semakin kesal.

Kesal-kesal-kesal sekali rasanya.

Tempo hari Jongdae sudah menjanjikan tentang jalan-jalan keliling Seoul berdua saja bersama Honey, dengan Jongdae yang akan jadi tour guide. Dan Honey termakan bujukan Jongdae untuk mengosongkan jadwal di hari Sabtu minggu ketiga bulan ini.

Katanya ada pertunjukan spesial atau apalah itu di tempat yang akan mereka kunjungi. Jelas Honey penasaran karena ia menghabiskan enam belas tahun hidupnya di Amerika, dan tiga tahun yang sudah ia habiskan di Korea dipenuhi dengan kesibukan belajar sampai tidak ada waktu banyak untuk senang-senang. Sehingga cepat-cepat ia mengangguk dengan antusias. Dipikirnya kesempatan semacam ini tidak akan datang dua kali.

Tapi, kesempatan itu malah dihancurkan Kim Jongdae.

Rasanya Honey mau menjatuhkan Jongdae ke kolam penuh kecoak (Jongdae sangat takut kecoak. Err—baiklah. Honey juga jijik).

Atau mungkin memenggal kepala Jongdae dan memajangnya di kamar (kemudian Honey akan memakainya sebagai gantungan baju karena Honey pastinya ketakutan dengan wajah Jongdae).

Honey juga mau berteriak pada stetoskop ayahnya yang disambungkan pada telinga Jongdae sampai kepala Jongdae pecah (tapi itu tidak mungkin. Ayahnya menyembunyikan stetoskop karena dulu sewaktu kecil Taehyung nyaris dibuat tuli oleh Honey).

Merobek bibirnya memakai peralatan dapur juga terdengar menyenangkan (eerrrr—tidak. Itu menjijikan).

Ah, ini gila. Saking kesalnya Honey serasa mau membunuh Jongdae.

Yah, coba saja posisikan dirimu di posisi Honey saat ini. Pasti rasa kesal langsung menggerogotimu sampai mati.

Terkutuklah kau, Kim Jongdae.

Honey melampiaskan kekesalannya dengan berteriak. Kemudian cepat-cepat ingin mematikan ponselnya agar Jongdae tidak menghubungi. Tapi, tiba-tiba ada pesan masuk dari Jongdae yang menghentikan aksinya.

.

Sok-sok enggak apa-apa banget sih? Coba turun ke ruang tamu. Lihat cowok tampan mana yang datang.’ –received at 10:21 a.m from Kim Jongdae.

HAHAHAHAHAHAHA.’ –received at 10:21 a.m from Kim Jongdae.

Ada kukis juga loh.’ –received at 10:21 a.m from Kim Jongdae.

Rahang Honey langsung jatuh begitu saja, nyaris menyentuh lantai saking kagetnya.

Sialan. Honey kena troll lagi.

.

“Masih berani datang ke sini?”

Honey tidak repot-repot menutupi kekesalannya ketika mendapati Jongdae duduk di ruang tamu rumahnya. Ia tambah kesal melihat Taehyung di konter dapur sedang sibuk makan kudapan manis (pastinya itu harga tutup mulut dari Jongdae) sambil pura-pura tidak melihat kemurkaan Honey. Lebih kesal lagi melihat Jongdae melambai sok manis (Honey ingin muntah saat ini juga).

“Kim Jongdae! Dasar anak sialan!”

Padahal ada setoples kukis cokelat kesayangan Honey di atas meja yang pastinya dibawakan Jongdae, tapi ia malah menerjang Jongdae dengan setumpuk bantal. Dan Jongdae hanya tertawa seperti orang tolol, tidak melawan.

Oh, siapa pun, tolong penggal kepala Jongdae untuk Honey.

.

Untung saja kau temanku, Jongdae.

Semua rencana pembunuhanmu aku ganti dengan pelukan mematikan.

~.~

a/n:

Niatnya mau bikin fluff ringan tapi malah gagal total begini. Feel-nya juga flat banget. Yaudah bunuh aja kalo gini. :((

Aduh. Padahal cuman beberapa hari gak nulis tapi jadi kaku gini ;;; – ;;; terus aku lagi males-males-males banget buat bikin poster -___- dan untunglah ketemu gif itu. Hohoho.

Btw, ini idenya datang dari sini.IMG_20150705_135016

HAHAHA. Tadinya mau dibuat Kaistal, tapi kupikir ini gak cocok banget sama karakter mereka. Dan lagi sebel sama Kaistal karena gak ada kemajuan atau momen baru mereka di SMTOWN Tokyo kemaren. Terus keingetan kalo aku punya karakter Honey Bae (visualisasinya Irene Red Velvet) sama si Jongdae. Jadilah mereka! X)

Well, makasih udah mau baca. Mind to review, please?  u-u

Dan, sampai jumpa lagi!

-twelve

P.S Btw, gak ada yang kangen aku? Aku menghilang dari wordpress selama sepuluh hari loh. ((padahal gak bener-bener ngilang)) ((dilempar))

5 thoughts on “Troll”

Leave a reply to Twelve Cancel reply